Teori mimesis dan teori significant form
Nama : M. Riffki Asshiddiqi
Kelas : R3L
Npm : 202246500871
Mata kuliah : filsafat seni
Dosen pengampu : Dr. Sn. Angga kusuma dawami M. Sn.
Analisis 3 karya menggunakan teori mimesis dan teori significant
1. The tale
Lukisan ini menggambarkan sebuah keindahan desa kecil bak negeri dongeng dengan kombinasi dari berbagai unsur bidang, gradasi warna,dan gelap terang seperti bentuk-bentuk arsitektur rumah pedesaan, gradasi warna langit, warna daun pepohonan,dan gelap terang dari bayangan pepohonan. Sang pembuat lukisan The Tale bahkan memberikan kalimat pada lukisan ini yaitu "it all the begins with a tale" yang berarti "Semuanya dimulai dari sebuah kisah".
Teori Mimesis : Lukisan karya The Tale ini merepetisi dari sebuah kehidupan pedesaan kecil dengan keindahan pemandangan alam sekitar, terlihat dari struktur tata ruang pedesaan, pepohonan, dan pegunungan. Jika dari sudut visual seseorang akan melihat lukisan "The Tale" ini sebagai pedesaan kecil dengan keindahan alam sekitar.
Teori Significant Form : Jika dilihat teori Significant Form Lukisan karya The Tale ini memberikan beberapa unsur seni seperti titik, garis, bidang, bentuk, warna, dan gelap terang. Ini terlihat dari bentuk-bentuk rumah, pepohonan pegunungan,dan warna gradasi langit warna biru keunguan ke warna merah muda. Unsur gelap terang juga terlihat pada karya ini seperti warna awan yang terang dari sisi yang terkena cahaya menjadi gelap disisi yang tidak terkena cahaya.
2. From inner emoticon
Karya ini menceritakan luapan emosi yang selalu terbendung didalam benak sang seniman digambarkan dengan lukisan abstrak non figuratif yang berfokus pada permainan warna dan bentuk geometris dan non geometris
Teori Mimesis : Lukisan abstrak memang sekiranya kurang sesuai jika dianalisa menggunakan teori mimesis karena pada dasarnya lukisan abstrak lebih menggambarkan emosi, perasaan dari sang seniman, namun tidak berarti lukisan abstrak tidak dapat benar-benar dianalisis dengan teori mimesis, jika melihat mimesis versi aristoteles yaitu Representasi kita bisa mengambil kesimpulan bahwa karya seni ini meniru atau merefleksasikan pengalaman emosional dan intelektual yang seniman alami lalu dituangkan kedalam elemen visual dalam lukisan abstrak, kita coba analisis, disini terlihat ada bentuk geometris bulat berwarna merah yang mungkin merepresntasikan perasaan marah atau frustrasi dari sang seniman yang terkumpul di satu tempat, selanjutnya ada garis berwarna kuning yang membentang secara horizontal yang bisa kita ambil makna merupakan garis kecemasan sesuai dengan arti warna kuning, lukisan yang cenderung menggunakan warna hitam putih yang menggambarkan suasana hati seniman yang murung dan gelap karena banyak pengaruh dari berbagai faktor
Teori Significant Form : Lukisan ini menarik perpaduan berbagai warna dan dari cara penempatan berbagai elemen, memberikan kita sebuah pengalaman visual tentang bagaimana isi hati pikiran dari sang seniman jika dituangkan kedalam lukisan abstrak. Garis,bentuk geometris hingga bentuk non geometris yang ada didalam lukisan berpadu dengan warna-warna gelap memberikan sebuah pesan dan kesan kepada siapapun yang melihat
3. Freedom
Karya ini menceritakan tentang rasa kebebasan, seperti burung. Karna kebebasan yang mereka miliki, bahwa mereka dapat terbang kapanpun mereka mau dan pergi kemanapun mereka mau. Dan ia berharap kita semua bisa bebas seperti burung-burung yang ada di dalam karya tersebut, DIBUAT DENGAN AI.
Teori Mimesis : Seniman ini membuat karya dengan AI yang mewakili rasa kebebasan. Dengan teori mimesis versi Aristoteles karya ini bisa dikatakan sebagai seni karena seniman ini telah membuat atau menciptakan kembali kenyataan degan hasil imajinasinya sendiri yang dapat mewakili rasa tersebut. Lain dengan mimesis versi plato yang menjelaskan bahwa suatu karya seni bisa disebut seni jika karya tersebut sangat memiliki kemiripan yang sangat jelas dengan aslinya atau keadaan sebenarnya (imitasi). Maka gambar ini tidak bisa disebut seni oleh plato. Walaupun karya itu terlihat realistic seperti gambar suasana di taman dengan orang orang yang sedang bermain dan bersantai, dan burung burung yang sedang terbang bebas, karya itu tidak seperti atau tidak sesuai dengan sebenarnya.
Teori Significant Form : Jika dilihat dari teori significant form lukisan ini dibuat dengan teknik abstrak dan goresan warna dengan bentuk geometri yang menggambarkan tembok tembok pagar di area belakang dan bentuk non-geometri yang terlihat pada bentuk menyerupai pohon. gores goresan warna yang dapat menimbulkan bentuk seperti terlihat suasana di taman. Yang membuatnya memiliki nilai estetika bagi audiens yang melihatnya.
Kesimpulan
Setiap karya seni seseorang memiliki nilai dan gaya estetikanya masing-masing.
Menurut Plato, seni adalah imitasi, hasil dari tiruan alam. Pandangan ini menganggap bahwa suatu karya seni merupakan tiruan obyek atau benda yang ada di alam atau karya yang sudah ada sebelumnya. Suatu karya dapat disebut seni karna menyerupai bentuk aslinya.
Sedangkan menurut Aristoteles, mengambil teori mimesis Plato yakni seni menggambarkan kenyataan, tetapi dia berpendapat bahwa mimesis tidak semata-mata menjiplak kenyataan, karna seni adalah representasi dari kehidupan masyarakat sebenarnya. karena 'kenyataan' itu tergantung pula pada sikap kreatif orang dalam memandang kenyataan.
Dan teori significant form menurut clive bell adalah karya seni memiliki bentuk signifikan yang dapat membangkitkan emosi estetis untuk para audiensnya. Jadi teori mimesis plato dan aristoteles membicarakan pada hubungan antara sebuah karya seni dan dunia nyata, sedangkan teori significant form clive bell fokus dengan nilai estetisnya.
Komentar
Posting Komentar